Skip to main content

pengertian, fungsi dan ruang lingkup jurnalistik



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Jurnalistik termasuk ilmu terapan atau applied sciense yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta dinamika masyarakat itu sendiri. Sebagai ilmu jurnalistik masuk dalam bidang ilmu komunikasi yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan pemikiran atau informasi kepada orang lain dengan masuk memberi tahu, mempengaruhi atau memberikan kejelasan.
Secara harfiah (etimologis, asal usul kata), jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary) dan kata istik yang merunjuk pada kata estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan. Keindahan yang dimaksud adalah mewujudkan berbagai produk seni dan keterampilan dangan menggunakan bahan-bahan yang diperlukannya, dan mengandung nilai-nilai yang dapat dinikmati manusia pengagumnya. Dalam bahasa Belanda journalistiek artinya penyiaran catatan harian.









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Jurnalistik
Definisi jurnalistik sangat banyak. Namun pada hakekatnya sama, para tokoh komuniikasi atau tokoh jurnalistik mendefinisikan berbeda-beda. Jurnalistik secara harfiah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa Belanda journalistiek artinya penyiaran catatan harian.[1]
Istilah jurnalistik erat kaitannya dengan istilah pers dan komunikasi massa. Jurnalistik adalah seperangkat atau suatu alat madia massa. Pengertian jurnalistik dari berbagai literature dapat dikaji definisi jurnalistik yang jumlahnya begitu banyak. Namun jurnalistik mempunyai fungsi sebagai pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat mengenai apa saja yang terjadi di dunia. Apapun yang terjadi baik peristiwa factual (fact) atau pendapat seseorang (opini), untuk menjadi sebuah berita kepada khalayak.
Jurnalistik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaopran setiap hari. Jadi jurnalistik bukan pers, bukan media massa. Menurut kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis surat kabar, majalah, atau berkala lainnya. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan jurnalistik, dibawah ini adalah definisi dari para tokoh tentang jurnalistik seperti yang di rangkum oleh Kasman dalam bukunya bahwa jurnalistik adalah[2]:
a)      F. Fraser Bond dalam bukunya An Introduction to Journalism menyatakan: “Journalism ambraces all the forms in which and trough wich the news and moment on the news reach the public”. Jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati.
b)      M. Djen Amar, jurnalistik adalah usaha memproduksi kata-kata dan gambar-gambar yang dihubungkan dengan proses transfer ide atau gagasan dengan bentuk suara, inilah cikal bakal makna jurnalistik sederhana. Pengertian menurut Amar juga dijelaskan pada Sumadiria. Jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya.
c)      M. Ridwan, adalah suatu kepandaian praktis mengumpulkan, mengedit berita untuki pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan terbitan berkala lainnya. Selain bersifat ketrampilan praktis, jurnalistik merupakan seni.
d)     Onong U. Effendi, jurnalistik adalah teknik mengelola berita sejak dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak. Pada mulanya jurnalistik hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informatif saja.
e)      Adinegoro, jurnalistik adalah semacam kepandaian karang-mengarang yang pokoknya memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. Sedang menurut Summanang, mengutarakan lebih singkat lagi, jurnalistik adalah segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan.
Sedangkan Roland E. Wolseley dalam Understanding Magazines (1969:3), jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran. Astrid S. Susanto, jurnalistik adalah kegiatan pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari.
Erik Hodgins (Redaktur Majalah Time), jurnalistik adalah pengiriman informasi dari sini ke sana dengan benar, seksama, dan cepat, dalam rangka membela kebenaran dan keadilan.
Haris Sumadiria, pengertian secara teknis, jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.
Dalam buku Dasar-dasar Kewartaan, juga terdapat satu pakar lagi yang mendefinisikan pengertian jurnalistik, yaitu A.W. Widjaya, menyebutkan bahwa jurnalistik merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun ulasannya mengenai berbagai peritiwaatau kejadian sehari-hari yang aktualdan factual dalam waktu yang secepat-cepatnya.[3]
Sedang menurut Kustadi Suhandang sendiri Kustadi, jurnalistik adalah seni atau ketrampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya.



B.     Fungsi Jurnalistik
      Jurnalistik merupakan kegiatan untuk menyampaikan pesan atau berita kepada khalayak ramai (massa), melalui saluran media, baik media cetak maupun media elektronik.[4]
       Adapun fungsi jurnalistik, antara lain:
1.    Pemberi informasi.
Pemberi informasi atau menyiarkan informasi kepada pembaca (publik). Informasi yang disajikan melalui karya-karya jurnalistik, seperti berita (straight news), feature, reportase dan lainnya, memang sesuatu yang sangat diharapkan publik pembaca, ketika membaca, membeli dan berlangganan media pers. Informasi yang disampaikan pun beragam jenisnya. Tidak hanya sebatas informasi yang berkaitan dengan suatu peristiwa, tetapi juga bersifat ide, gagasan-gagasan, pendapat atau pikiran-pikiran orang lain yang memang layak untuk disampaikan ke publik pembaca.
2.    Pemberi hiburan.
Menghibur dalam kaitan meredakan atau melemaskan ketegangan-ketegangan pikiran karena kesibukan aktivitas kehidupan. Jadi, informasi yang disajikan media pers tidak hanya berita-berita serius atau berita-berita berat (hard news), tapi juga berita-berita atau karya jurnalistik lainnya yang mampu membuat pembaca tersenyum, dan melemaskan otot-otot pikirannya. Karya-karya menghibur itu bias ditemukan dalam bentuk karya fiksi, seperti cerpen, cerita bersambung, cerita bergambar, karikatur, gambar-gambar kartun, bahkan juga tulisan-tulisan yang bersifat human interest.
3.    Pemberi kontrol (alat kontrol sosial)
Sebagai media penyampai informasi, media pers tidak hanya sebatas menyampaikan atau memberikan informasi yang berkaitan dengan suatu peristiwa, akan tetapi berkewajiban juga menyampaikan gagasan-gagasan maupun pendapat yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas. Bila ada suatu kebijakan, baik dari pemerintah maupun lembaga-lembaga tertentu, yang dipandang tidak sesuai atau berlawanan dengan kepentingan masyarakat, media pers punya kewajiban untuk mengingatkan. Cara mengingatkannya dilakukan melalui tulisan di tajuk rencana maupun karya jurnalistik lainnya.
4.    Pendidik masyarakat.
Dalam pengertian yang luas, pers berkewajiban mendidik masyarakat pembacanya dengan memberikan beragam pengetahuan yang bisa bermanfaat bagi peningkatan nilai kehidupan. Sajian-sajian karya jurnalistiknya haruslah mencerahkan dan memberikan tambahan pengetahuan serta wawasan yang luas, sehingga masyarakat memperoleh pemahaman atau pengertian baru tentang kehidupan yang lebih maju dibanding sebelumnya.[5]

C.    Ruang Lingkup Jurnalistik
Ruang lingkup jurnalistik atau lahan jurnalistik adalah bidang kerja jurnalistik, mulai dari sumber karya jurnalistik, berita sampai pada penjelasan masalah hangat.[6] Ruang lingkup jurnalistik ini dapar berlaku baik untuk jurnalistik cetak maupun elektronik, termasuk di dalam  jurnalistik penyiaran radio dan televisi
Sumber informasi karya jurnalistik adalah peristiwa dan atau pendapat yang mengandung nilai berita, masalah hangat dan masalah   hal yang unik,yang ada di dalam masyarakat. Sumber karya jurnalistik ini biasanya hanya di sebut peristiwa fakta dan atau pendapat.
Berita yang terkandung dalam ruang lingkup jurnalistik ini dapat dipilah menjadi dua bentuk besar,yakni berita terkini dan berita berkala. Dari masing-masing jenis berita itu kemudian akan diberikan penjelasan tentang karakter dan teknik penulisannya. Dengan demikian ruang lingkup ilmu jurnalistik meliputi ; 
1.    Konsep dasar Jurnalistik yang meliputi definisi konsep,fungsi dan historisitas jurnalistik.
2.    Ragam dan karakter jurnalistik yang berisikan bentuk jurnalistik secara aplikasi yang disesuaikan dengan media dan tren jurnalistik
3.    Profesi jurnalis dan kelembangaannya
4.    Jurnalistik aplikasi yang berisikan sumber karya jurnalistik, bahasa, teknik jurnalistik dan ragam karya jurnalistik
5.    Spirit moralitas aktivitas jurnalistik yang tercermin dalam etika jurnalistik.
Sementara itu, Palapah dan Syamsudin membagi ruang lingkup jurnalistik ke dalam dua bagian, yaitu : news dan views (Diktat “Dasar-dasar Jurnalistik”).
News didefinisikan sebagai bentuk tulisan nonfiksi berdasarkan sebuah peristiwa faktual (terjadi apa adanya) dan aktual (kejadian yang tebaru); laporan mengenai fakta-fakta aktual, menarik perhatian, dinilai penting, dan dianggap luar biasa. News sendiri arti harfiahnya penting atau baru.
Jika disingkat, NEWS adalah North, East, West,  dan South.  Itu menunjukkan bahwa news merupakan berita dari segala arah seluruh dunia. Berupa memuat mengenai pertanyaan dari  what  (apa yang terjadi), who (siapa saja yang terlibat dalam berita tersebut), when (kapan kejadiannya), where (di mana lokasi kejadian tersebut), why (kenapa bisa terjadi), dan how (bagaimana urutan kejadiannya). Atau biasa disingkat dengan 5 W + 1 H.
Ada beberapa hal hingga sesuatu itu disebut berita.  Berita harus mencakup nilai-nilai sebagai berikut :
1.      Objektif (sesuai dengan fakta dan tidak memihak)
2.      Aktual (peristiwa yang baru    terjadi atau tidak basi)
3.      Luar biasa (aneh, tidak normal, di luar kebiasaan umum)
4.      Penting (punya pengaruh atau berdampak terhadap kepentingan orang banyak)
5.      Jarak (semakin dekat kejadian, dianggap semakin penting bagi khalayak di tempat tersebut)[7]
News dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu :
1.     Stainght news biasanya merupakan berita yang paling pendek, tapi tetap padat dan  menjawab pertayaan 5 W + 1H. Berita yang dianggap sangat penting biasanya disebut dengan istilah Stop Press. Jika berita tersebut ditayangkan di media televisi dan radio disebut dengan  breaking news , karena disiarkan di sela-sela acara lain. Stainght news terdiri dari :
a.       Matter of fact news
b.      Interpretative report
c.       Reportage
2.      Feature news, yang terdiri dari :
a.       Human interest features
b.      Historical features
c.       Biographical and persomality features
d.      Travel features
e.       Scientifict features

Views atau pandangan adalah suatu pendapat dari orang yang bersangkutan mengenai suatu masalah atau peristiwa.[8] Pandangan tersebut biasanya disampaikan oleh orang yang ahli  dan menguasai masalah tersebut. Orang tersebut merupakan orang yang dianggap kredibel dan dipercaya untuk membahas masalah atau peristiwa yang akan menjadi berita.Dalam karya tulis, views bisa berbentuk tajuk rencana, artikel, opini, surat pembaca, esai, dan lain-lain.  


















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Definisi jurnalistik sangat banyak. Namun pada hakekatnya sama, para tokoh komuniikasi atau tokoh jurnalistik mendefinisikan berbeda-beda. Jurnalistik secara harfiah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa Belanda journalistiek artinya penyiaran catatan harian.
Menurut Onong uchjana effendy (2013), jurnalistik merupakan kegiatan untuk menyampaikan pesan atau berita kepada khalayak ramai (massa), melalui saluran media, baik media cetak maupun media elektronik.
       Adapun fungsi jurnalistik, antara lain:
1.    Pemberi informasi.
2.    Pemberi hiburan.
3.    Pemberi kontrol (alat kontrol sosial)
4.    Pendidik masyarakat.
Membahas ruang lingkup jurnalistik erat kaitannya dengan komunikasi massa. Jurnalistik merupakan seperangkat atau alat media massa. Jurnalistik  erfungsi sebagai suatu pengelolaan yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan hingga penyebarannya kepada masyarakatluas mengenai berbagai hal baik peristiwa yang terjadi di dunia maupun mengenai opini seseorang yang layak menjadi berita.
Awalnya jurnalistik dipandang sempit sebagai kegiatan publikasi secara cetak, namun akibat dengan berkembangnya teknologi, jurnalistik tidak hanya terbatas pada media cetak , seperti majalah atau koran. Kegiatan jurnalistik juga telah merambah kepada media- media elektronikseperti radio dan televisi.
Ruang lingkup jurnalistik adalah lahan atau bidang kerja jurnalistik. Ruang lingkup jurnalistik biasanya berkisar tentang karya jurnalistik, berita hingga penjelasan masalah yang sedang hangat. Ruang lingkup agribisnis ini berlaku tidak hanya dalam media massa, tetapi juga dalam media elektronik seperti siaran radio dan televisi.
B.     Saran
Seiring kemajuan teknologi informasi maka seseorang jurnalistik dalam hal ini pres perlu melakukan peningkatan kinerja dalam menyajikan berita kepada masyarakat. Masyarakat juga harus bisa memilih mana berita yang menurutnya dia yang paling akurat serta dari pihak pemerintah perlu adanya dukungan yang penuh terhadap pihak pres agar dalam penyajian berita baik media cetak mupun media elektronik dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.











DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Yanuar, Dasar-dasar Kewartaan, Padang: Angkasa Raya, 1992
Hikmat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik:Teori dan Praktek, Bandung:PT Remaja Rosdakarya. 2009
Onong uchjana effendy, ilmu komunikasi, bandung:remaja rosda karya, 2013
Paremo, Sam Abede, Manajemen Berita Antara Idealisme dan Realita , Surabaya: Papyrus, 2003
Patmono SK, Teknik Jurnalistik; Tuntunan Praktis Untuk Jadi Wartawan, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1996
http://yousave4note.blogspot.com/2010/12/pengertian-sejarah-dan-ruang-lingkup., di akses ada tanggal 22 februari 2017, Pukul 12;38




[1] Hikmat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik:Teori dan Praktek, Bandung:PT Remaja Rosdakarya. 2009, hlm. 46

[2] Ibid, hlm. 49-50
[3] Abdullah, Yanuar, Dasar-dasar Kewartaan, Padang: Angkasa Raya, 1992, hlm.23

[4] Onong uchjana effendy, ilmu komunikasi, bandung:remaja rosda karya, 2013, hlm.149

[5] Paremo, Sam Abede, Manajemen Berita Antara Idealisme dan Realita , Surabaya: Papyrus, 2003, hlm. 122
[6] Abdullah,Yanuar, Op.Cit, hlm. 146    
[7] http://yousave4note.blogspot.com/2010/12/pengertian-sejarah-dan-ruang-lingkup., di akses ada tanggal 22 februari 2017, Pukul 12;38
[8] Patmono SK, Teknik Jurnalistik; Tuntunan Praktis Untuk Jadi Wartawan, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1996,hlm. 88

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

approach ESP and course design

CHAPTER I INTRODUCTION According to Tom Hutchinson & Alan Waters Lancaster (1986), “English for Specific Purposes is teaching which has specified objectives”. English Language world got a long well enough without it for many years, so why has ESP became such an important part of English Language Teaching? In ESP students hope by learning ESP can serve as a guide to all present and future and inhabitant of ESP, revealing both the challenges and pleasures to be enjoyed there and the pitfalls to be avoided. The writer make this book in order we will not only explain our reason for writing it but will also be able to presents a plan of the itinerary we shall follow, the ESP is related to learning central approach because in development ESP has paid scant attention to the questions of how people learn, focusing instead on the question of what people learn.   CHAPTER II DISCUSSION A.     ESP: Approach Not Product ESP all essentially emphasize to language centred

makalah Structure of the business letter & Letters promoting good will

CHAPTER I INTRODUCTION 1.       BACKGROUND Few business transactions are carried through successfully without correspondence at some point. Enquiries must be answered, quotations given order placed, complaints dealt with, transport and insurance arranged and account settled. Letters must be written to customers, salesman, agents, suppliers, bankers, ship-owners and many others. They cover every conceivable phase of business activity. They are the firm’s silent salesman and often enough represent its only contact with the outside world. Hence the need to create a good impression, not only of the writers firm, but also of the writer himself as an efficient person eager to be of service. Every business letter is written to a purpose; each has its own special aim and one of the features of this book is its use of explanation to show how the various letters set out to achieve their aims. Basic legal principles relevant to different types of transaction are also touched upon